Dari luar, Marshall Huburn terlihat sehat dan bahagia seperti anak-anak umur 2 tahun lainnya. Namun siapa sangka bahwa balita ini memiliki penyakit yang melumpuhkan, yang membuat tubuhnya renta seperti kakek-kakek umur 80-an tahun.
Usia Marshall Huburn baru 2 tahun, tapi ia sudah menderita arthritis (radang sendi) seperti lansia. Hampir semua bagian tubuhnya mengalami arthritis, mulai dari rahang, tulang belakang, pinggul, lutut, kaki, siku, pergelangan kaki dan setiap jari-jarinya.
Setiap 12 minggu, balita asal Birmingham ini harus pergi bersama sang ibu, Hayley (23 tahun), untuk mengobati sendi-sendinya yang seperti berumur 80 tahun, di Birmingham Children"s Hospital.
Ia juga harus menjalani kemoterapi untuk meringankan rasa sakitnya di rumah setiap minggu. Hal ini karena Marshall didiagnosis dengan Polyarticular Juvenile Idiopathic Arthritis ketika ia baru berusia 18 bulan.
Ibunya menyadari ada yang tak beres dengan Marshall saat ia mulai mencoba melakukan langkah-langkah pertama kakinya.
"Kakinya terus berputar ketika mencoba untuk berjalan. Dia sangat kikuk. Kami membawanya ke dokter untuk diperiksa. Tapi kami tidak pernah membayangkan bahwa ia menderita arthritis. Saya hanya berpikir itu penyakit orang tua," jelas Hayley Huburn, seperti dilansir Daily Mail, Senin (11/2/2013).
Kedua orang tua Marshall merasa sangat terkejut ketika dokter "memvonis" penyakit putranya. Tapi mereka harus menerima bahwa putra kecilnya harus mendapatkan kemoterapi pada usia sangat muda, 1 tahun.
Pengobatan tentu bukan tanpa efek samping. Karena berbagai pengobatan yang harus diterima Marshall, ia pun harus menghadapi ancaman efek samping seperti gagal hati, gagal ginjal dan kanker darah.
"Marshall bisa berjalan. Pada hari-hari yang baik, ia masih sangat goyah dan jatuh berulang kali. Kemudian, pada hari-hari yang buruk, dia tidak bisa bergerak. Dia berteriak selama berjam-jam. Dia hanya akan mendorong dirinya ke dinding untuk mencoba bangun, atau berguling di lantai. Sekitar tiga atau empat bulan setelah ia didiagnosis, ia benar-benar tidak bisa bergerak, ia tidak bisa berdiri dan itu terjadi terus-menerus, setiap hari," tambah Hayley.
Juvenile Idiopathic Arthritis atau juga dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis adalah jenis arthritis yang paling sering terjadi pada anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kekakuan pada sendi yang berkepanjangan. Sebagian anak mungkin mengalami gejalanya hanya beberapa bulan namun ada anak-anak lainnya yang mengalami gejala itu seumur hidupnya.
Beberapa jenis Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah pertumbuhan dan peradangan pada mata.
| |
Usia Marshall Huburn baru 2 tahun, tapi ia sudah menderita arthritis (radang sendi) seperti lansia. Hampir semua bagian tubuhnya mengalami arthritis, mulai dari rahang, tulang belakang, pinggul, lutut, kaki, siku, pergelangan kaki dan setiap jari-jarinya.
Setiap 12 minggu, balita asal Birmingham ini harus pergi bersama sang ibu, Hayley (23 tahun), untuk mengobati sendi-sendinya yang seperti berumur 80 tahun, di Birmingham Children"s Hospital.
Ia juga harus menjalani kemoterapi untuk meringankan rasa sakitnya di rumah setiap minggu. Hal ini karena Marshall didiagnosis dengan Polyarticular Juvenile Idiopathic Arthritis ketika ia baru berusia 18 bulan.
Ibunya menyadari ada yang tak beres dengan Marshall saat ia mulai mencoba melakukan langkah-langkah pertama kakinya.
"Kakinya terus berputar ketika mencoba untuk berjalan. Dia sangat kikuk. Kami membawanya ke dokter untuk diperiksa. Tapi kami tidak pernah membayangkan bahwa ia menderita arthritis. Saya hanya berpikir itu penyakit orang tua," jelas Hayley Huburn, seperti dilansir Daily Mail, Senin (11/2/2013).
Kedua orang tua Marshall merasa sangat terkejut ketika dokter "memvonis" penyakit putranya. Tapi mereka harus menerima bahwa putra kecilnya harus mendapatkan kemoterapi pada usia sangat muda, 1 tahun.
Pengobatan tentu bukan tanpa efek samping. Karena berbagai pengobatan yang harus diterima Marshall, ia pun harus menghadapi ancaman efek samping seperti gagal hati, gagal ginjal dan kanker darah.
"Marshall bisa berjalan. Pada hari-hari yang baik, ia masih sangat goyah dan jatuh berulang kali. Kemudian, pada hari-hari yang buruk, dia tidak bisa bergerak. Dia berteriak selama berjam-jam. Dia hanya akan mendorong dirinya ke dinding untuk mencoba bangun, atau berguling di lantai. Sekitar tiga atau empat bulan setelah ia didiagnosis, ia benar-benar tidak bisa bergerak, ia tidak bisa berdiri dan itu terjadi terus-menerus, setiap hari," tambah Hayley.
Juvenile Idiopathic Arthritis atau juga dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis adalah jenis arthritis yang paling sering terjadi pada anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan dan kekakuan pada sendi yang berkepanjangan. Sebagian anak mungkin mengalami gejalanya hanya beberapa bulan namun ada anak-anak lainnya yang mengalami gejala itu seumur hidupnya.
Beberapa jenis Juvenile Rheumatoid Arthritis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah pertumbuhan dan peradangan pada mata.
| |